[CERPEN] Sesakit Inikah Menjadi Pelarian

Lelah setelah seharian beraktifitas. aku pun menjatuhkan tubuh di tempat biasa aku beristirahat. seharian melakukan aktifitas yang setiap harinya aku lakukan dari senin hingga jum'at sesekali membuat ku benar benar sangat lelah. Saat sedang asyik merebahkan diri setelah melakukan aktifitas seharian penuh, handphone ku berbunyi menandakan ada pesan yang masuk. Langsung ku raih hp yang letaknya di meja tak jauh dari kasur. Terlihat dilayar hp beratas namakan revan telah menghubungi ku sebanyak 3x dan bbm yang entah ada berapa belum sempat aku baca. Dengan sigap aku pun membalas pesan tersebut. 

" heii baru banget sampe rumah nih " jawab aku 
" kemana aja ? " balas dia cepat
" seperti biasa " 
" tadi dikampus gak ketemu aku, aku nyari kamu "
" entah aku pun tumben tidak berjumpa dengan mu dikampus hari ini "
" hmmm padahal pengen ketemu, kangen :P "
" ciyeeee kangen ciyeee " 
" haha mandi sono, bau :P " 
" oke sip kakak senior " akhiri percakapan 

Revan adalah sosok pria yang akhir akhir ini membuat aku nyaman saat didekatnya. Perhatiannya sesekali membuat hati ku luluh dan membuat jantung ini berdegup dengan kencang. dia adalah sosok yang menyenangkan di mata ku, sudah hampir sebulan kami mengenal satu sama lain dengan sangat intens. Menandakan bumbu-bumbu asmara telah hinggap di hati kami masing masing. aku dan revan sendiri sebenarnya sudah kenal 5 bulan lalu, tetapi baru 1 bulan ini kami saling berdekatan, setelah 1 bulan sebelumnya dia putus dengan kekasihnya. Dia bercerita padaku bahwa di capek dengan sikap mantannya yang selalu bertindak seenaknya, menutuskan sesuatu tanpa berfikir panjang. Beberapa kali revan dan mantan kekasihnya putus dan nyambung kembali, tetapi di putus yang terakhir revan memilih untuk tidak menyambung lagi dengan mantan kekasihnya, ya itu dikarenakan dia capek dengan situasi yang seperti itu, hingga satu bulan ini dekat denganku, yang dia katakan padaku aku berbeda, aku unik. 

" Nessa " pesan masuk dari revan
" baru selesai bersih bersih nih :D " balas ku seadanya
" Tadi aku abis dari kampus, beli baju batik sama celana. buat acara nanti "
" ada acara apa besok ? " tanya ku penasaran
" acara lamaran kita kan, masa lupa ? :P "
" iihhh apaan sih, ketawa gak yah ? " balas ku malu malu
" engga juga gak papa :P " 
" terus acara apaa ? "
" acara perpisahan jurusan aku :P "
" oh iya hahaha ampir aja lupa :p "
" oh iya aku mau ngomong sama kamu ? "
" ngomong apaa? ngomong mah ngomong aja "
" hehehe....emmm misal kamu tau busuknya aku, kamu bakal ngapain ? "
" maksudnya ? kok tiba tiba ngomong gitu. kamu kenapa "
" gapapa, nanya aja hehe :P "
" ya kalo misal aku tau busuknya kamu, ya gapapa. yang penting busuknya jangan ke akuin aja :P "
" ahh kamu emang anak baik banget ness, aku jadi takut buat lebih deket sama kamu "
" ya kamu takut buat deket sama aku yang buruknya dibuang aja, jadinya kan gak takut lagi :p "
" hehe gak bisa ness ini tuh udah nyatu banget sama diri aku "
" aku takut kalo kamu sama aku, nanti kualitas kehidupan kamu menurun, aku gak baik buat kamu " bales dia lagi
" kamu kenapa sih, kok aku kayak ngerasa di usir secara halus dan disuruh pergi secara perlahan " balas aku ketus
" hehe engga aku cuman kasih tau kamu aja, aku ini luarnya doang baik, dalemnya gak baik banget "
" aneh. terus kamu maunya apa ? aku pergi gitu ? yaudah aku pergi !!! "
" maafin aku ness, aku yakin kamu nanti akan ngerti kenapa aku kayak gini ama kamu, aku gak mau bikin kamu rusak kalo sama aku "
" yaaa jangan dirusak lah "
" engga bisa ness kan udah aku bilang ini tuh udah kayak mendarah daging di tubuh aku "
" yaudah aku pergi !!! "

Pesan aku dan revan pun terputus sebentar, hingga dia mengirim pesan kembali. 

" nessa " 
" yahh langsung gitu "
" maafin aku ness "
" yaudah aku minta maaf sama kamu, aku yakin nanti kamu bakal ngerti kenapa aku kayak gini sama kamu. kalo mau balik lagi pas pergi, balik aja. aku masih disini kok :) " 
" dadaaaah nessa :D "

Air mataku tiba tiba saja menetes, tidak tau apa penyebab revan menjadi berubah seperti itu, seperti menyuruhku pergi secara halus, dengan kata kata yang dia ucapkan menjelek jelekan dirinya sendiri. 
Malam itu air mata terus mengalir dengan sendirinya, mengapa rasanya sesakit ini. revan tidak mencegah sedikitpun ketika aku berkata "yaudah aku pergi" dia membiarkan aku pergi begitu saja. Maksud dia sebulan ini itu apa, padahal aku sudah menaruh harapan yang besar padanya. beberapa kali aku dan revan sudah menghabiskan waktu bersama. berkabar dengan sangat intens. Tapi kenapa dengan sekarang, apa yang terjadi ?

* 2 hari setelahnya*

Tempat merenung paling asik bagiku adalah kamar, setiap orang punya tempat paling nyaman dirumahnya, termasuk aku. Mengingat kembali dan kembali apa yang sudah terjadi antara aku dengan revan, membuat ku semakin berfikir apa yang sebenarnya terjadi, apa alasannya?
Sambil ku istirahatkan badan yang telah seharian capek beraktifitas, dan mengcek cek kembali history obrolan ku dengan revan malam itu. sesekali air mata itu pun ikut kembali mengalir. 

2 hari sudah tidak berkabar dan berjumpa dengan revan, saat aku asik dengan ponsel ku sendiri, masih mencari tau sebenarnya revan ini kenapa. tiba tiba aku mengetahui sesuatu lewat jejaring sosialnya, sesuatu yang sangat sangat membuat hati ini sudah sakit, menjadi semakin sakit. Aku mengetahui bahwa revan telah kembali bersama mantan kekasihnya. mantan kekasihnya yang di awal aku dekat dengannya, dia bilang bahwa telah capek dengan kekasihnya itu dan tidak mau kembali lagi. Tapi sekarang revan kembali bersama kekasihnya itu. Lalu sebulan ini aku hanya dijadikan pelarian? dijadikan obat penawar rasa sakit dia bersama kekasih lamanya itu ? setelah rasa sakit itu hilang dia kembali bersama kekasih lamanya yang telah membuat luka itu. Aku sangat kecewa atas sikap revan pada ku, sungguh kecewa !! 

Air mata ini tak henti hentinya mengalir menandakan, saat ini hati ku sedang merasakan sakit yang amat perih. Aku merasa di permainkan. Aku merasa hanya dijadikan obat penyembuh luka. Aku merasa hanya di jadikan pelarian. Tidak pernah sebelumnya aku di perlakukan seperti ini oleh lelaku mana pun. Sesakit inikah menjadi pelarian ??



PS : hello epribadeh, ini pertama kalinya gue nulis begini. gue gak tau ini apaa, apakah ini termasuk cerpen atau bukan i don't know, tapi niatnya sih pengen jadi cerpen, tapi dialognya dikit kebanyakan ngomong ama diri sendiri. tapi gapapa deh yah judulnya dikasih nama cerpen :P Engga kok engga ini bukan kejadian real gua BUKAN. Sumveh vrohh

Komentar

  1. jadi pelarian itu memang menyakitkaan. sakiiit banget. ah, jjr kk, ini pasti curhatan pribadi kn? wkwk

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

fenomena " cabe - cabean "

cerita ku bersama bu guru melon

Tentang Aplikasi "Bigo Live"